Nunsmoor Park,120512 |
Newcastle,16 Mei 2012
Jam berbentuk hati dan berwarna pink yang tertempel di dinding ruang tamuku menunjukkan pukul 9 malam waktu GMT. Ruang berukuran 3*4 meter ini masih saja ramai dengan suara Nada dan Syauqi yang saling berebut cerita.
Syauqi,’ Ummi, i want to make a chart for a new rules in our family!’
Nada,’ You can’t make a chart syauqi because we didn’t discuss about that’
Mereka asyik sahut menyahut ,bersikukuh dengan pendapat masing-masing. Aku melirik suamiku dan tersenyum penuh arti. Aku tahu betul arti dari senyuman tersebut. Senyum yang timbul dari rasa tidak percaya bahwa anak kami di usia 8 tahun dan 9 tahun sudah bisa berdiskusi menggunakan bahasa Inggris dengan lancarnya. Senyum takjub dan seakan bermimpi,bahwa anak kami bersekolah SD di Inggris.
Jam berbentuk hati dan berwarna pink yang tertempel di dinding ruang tamuku menunjukkan pukul 9 malam waktu GMT. Ruang berukuran 3*4 meter ini masih saja ramai dengan suara Nada dan Syauqi yang saling berebut cerita.
Syauqi,’ Ummi, i want to make a chart for a new rules in our family!’
Nada,’ You can’t make a chart syauqi because we didn’t discuss about that’
Mereka asyik sahut menyahut ,bersikukuh dengan pendapat masing-masing. Aku melirik suamiku dan tersenyum penuh arti. Aku tahu betul arti dari senyuman tersebut. Senyum yang timbul dari rasa tidak percaya bahwa anak kami di usia 8 tahun dan 9 tahun sudah bisa berdiskusi menggunakan bahasa Inggris dengan lancarnya. Senyum takjub dan seakan bermimpi,bahwa anak kami bersekolah SD di Inggris.
Suatu hal yang tidak pernah kami bayangkan, bahkan mimpipun tidak berani untuk ini.Maklum kami adalah anak kampung yang besar di daerah dan berasal dari latar belakang keluarga yang biasa-biasa saja kalau tidak mau di sebut kekurangan.
Tapi ....
Kejadian di ruang tamu mungil ini nyata dan bukan mimpi.
Maka,...
Fabiayyi Aalaaa Irobbikumaa Tukazzibaan.
******************************
Padang, Medio Mei 2009
Suatu siang di dalam ruangan 3*4 bernuansa putih yang bernama kamar dokter jaga terdengar deringan telepon.
‘Dokter Heny,Ada surat penting untuk dokter di meja resepsionis ya!' Bunyi suara seorang perawat di ujung telepon.
Tanganku bergetar, detak jantung bergemuruh tidak beraturan ketika melihat alamat pengirim surat serta aliran darah di tubuhku seakan tidak lancar terutama ke bagian atas sehingga kepala terasa berat dan degup jantung bertambah kencang mengimbanginya ketika membaca isi surat tersebut.
‘Saudara lolos syarat administrasi sebagai penerima beasiswa Depkes dan diharapkan menghubungi bagian ini untuk melakukan pendaftaran ujian bagian’.
Demikianlah inti dari isi surat tersebut.
Alhamdulillah, setelah perjuangan panjang berdarah-darah untuk bisa terdaftar dan berhak mendapatkan beasiswa dan masuk ke bagian tertentu untuk melanjutkan spesialisasi,akhirnya semua berbuah manis.
Maka, sekali lagi....
Fabiayyi Aalaaa Irobbikuma Tukazzibaan
********************************************
Malam yang tenang dan indah, langit berkelap-kelip berhiaskan bintang membuat sempurna suasana langit malam ini. Sayang semua keindahan suasana malam ini, tidak bisa menutupi suasana hatiku.
Mata ini sulit sekali terpejam,pikiranku tidak bisa di ajak konsentrasi, suasana hati gelisah, sebuah keputusan penting harus kuambil malam ini.
Apakah harus mengambil kesempatan sekolah dengan beasiswa ini atau membatalkannya dengan alasan akan menemani suami melanjutkan sekolah ke luar negeri yang sampai saat ini belum juga ada kepastian kapan akan berangkat dan universitas mana yang akan menerimanya?.
***************************************
30 September 2009 pukul 5.17 sore
Badanku terasa di ayun-ayun ke kiri dan ke kanan, seperti anak yang sedang dalam buaian ibunya untuk segera tidur. Rupanya lawan yang berusaha dijadikan kawan kota Padang sedang datang. Ya,...Gempa berkekuatan 7,6 skala Richter menggoyang kota Padang Tercinta.
Aku masih berada di Padang, dengan status membatalkan mendaftar untuk ujian masuk spesialisasi dan sang belahan hati sudah terbang jauh meninggalkan kami ribuan kilometer dari kota yang sedang berayun -ayun ini.
Baru saja terlintas niat untuk tetap bertahan di tanah air menunggu sang belahan hati selesai pendidikan, Allah sudah mengingatkanku dengan gempa besar yang membawa banyak korban jiwa ini.
Tapi....
Aku masih diberi kesempatan untuk menghirup udara dan melakukan perbaikan oleh Allah Swt. Tidak terbayang seandainya aku tadi membelokkan si kuning roda dua ku ke tempat dimana tidak ada satupun korban yang selamat dari runtuhnya gedung terkenal tersebut.
Maka, sekali lagi....
Fabiayyi Aalaaa Irobbikuma Tukazzibaan
******************************************
Cilegon, Medio Desember 2009
Detik-detik menjelang keberangkatan menyusul suami ke Inggris, saat sibuk mengurus dan melengkapi persyaratan visa.
Banyak tawaran kegiatan dan pekerjaan yang datang menghampiriku, sekali lagi godaan datang untuk membatalkan kepergian menyusul suami.
Berusaha menghibur diri toh tiga tahun itu tidaklah lama dan belahan hati juga bisa pulang serta banyak orang yang menuntut ilmu tanpa didampingi keluarga di luar sana.
****************************************
Awal Januari 2010
Kembali bertemu dengan ruangan 3*4 meter.Kali ini ukuran ruangan yang sama tapi dengan nuansa yang berbeda. Aku berada dalam sebuah ruangan perawatan, bukan sebagai dokter tapi sebagai pasien yang mengalami luka lambung yang cukup parah sehingga memerlukan tindakan lebih lanjut.
Penyakit yang datang tiba-tiba tanpa ada sirine pengingat sebelumnya.
Aku kembali terpekur...
Lagi....ini adalah teguran Allah, karena berusaha menolak jalan yang sudah ditetapkannya.
Penyakit yang menghabiskan dana lumayan banyak untuk pengobatan yang hanya beberapa hari tersebut.
**************************************
Awal Februari 2010
Masuk kembali ke ruangan 3*4 meter untuk melanjutkan proses pengobatan di sebuah puskesmas ala Inggris, tanpa biaya dan tentu saja sudah di temani suami tercinta.
Seiring waktu,Alhamdulillah sakit sembuh tanpa keluar dana untuk pengobatan dan sekolah anak-anak bisa langsung di mulai tanpa proses administrasi yang menyulitkan dan pastinya saat ini sudah berkumpul kembali sebagai sebuah keluarga yang utuh.
Maka, kembali mengucapkan ayat ini dengan rasa yang dalam :
Fabiayyi Aalaaa Irobbikumaa Tukazzibaan.
*********************************
Medio Mei 2012
Ketika rasa rindu pada orang tua, karib kerabat, pada hangatnya mentari, sedap dan nikmatnya kuliner ala Indonesia begitu menggoyah jiwa, menggerogoti sampai ke tulang sumsum serta maraknya kegiatan yang bisa di lakukan di sana, Aku tidak berani memaksakan kehendak lagi untuk bisa segera pulang.
Cukuplah rentetan peristiwa 3 tahun yang lalu menjadi sebuah pelajaran, jika Allah sudah menetapkan sesuatu,bagaimanapun usahaku untuk menolak atau membelokkan jalanNya, maka aku tidak akan sanggup merubahnya.
Ketika engkau husnudzhon, pasrah serta tawakkal di akhirnya dengan segala apa yang terjadi pada dirimu , maka kebahagiaan dan kebaikan itu akan datang padamu , dan engkaupun akan bertasbih dan memujinya serta mengucapkan kembali ayat ini dengan segenap ruhmu :
Fabiayyi Aalaa Irobbikuma Tukazzibaan
*****************************************
Epilog
Untuk semua sahabat yang membaca tulisan ini di mana pun berada.
Ketika perjalanan hidup tidak sesuai dengan apa yang kita rencanakan dan petakan.
Ketika perjalanan sekolah seperti penuh kerikil halus dan batu karang yang menghadang dan seakan jalan yang di tempuh tidak nampak ujung pangkalnya.
Ketika urusan jodoh jadi begitu jauh dan sulit untuk mewujudkannya.
Ketika pekerjaan yang didambakan belum juga kunjung menghampiri.
Ketika sang buah hati yang di nanti dengan segenap jiwa raga belum juga menampakkan tanda-tanda kehadirannya.
Ketika rumah tangga yang di jalani tidak lah seindah cerita dongeng sang putri dan pangeran tampannya.
Atau ketika Ujian yang kita hadapi terasa terlalu berat dan tidak sanggup untuk memikulnya,
Maka , inilah saatnya kita untuk :
Beristighfar...
Berhusnudzhon pada Allah SWT
Dan
Tersenyumlah...'Paksakanlah'
InsyaAllah kelak di kemudian hari, Engkau akan tersenyum bahagia dan akan memujiNya atas segala yang telah terjadi seraya mengucapkan dan membenarkan ayat ini bukan hanya dengan lisanmu tapi dengan seluruh jiwa ragamu.
Fabiaayyi Aalaaa Irobbikuma Tukazziban
Sama seperti kami yang sampai saat ini masih merasa bermimpi bisa menyekolahkan anak di sini dan masih sering tak percaya ketika mendengar anak-anak berbicara dan berdiskusi menggunakan bahasa Inggris yang sangat lancar dan semua itu tanpa perlu mengeluarkan uang sepeserpun untuk biaya kursus.
Keberadaan di negara ini yang selalu aku elakkan 3 tahun yang lalu dan sekarang terasa seperti sebuah karunia yang besar.
Maka sekali lagi, hati dan bibir ini hanya sanggup bergumam penuh haru membaca ayat ini
Fabiayyi Aalaaa Irobbikuma Tukazzibaan.
************************************************
Newcastle, 18 Mei 2012
uniek94
Yang sedang dilanda kerinduan pada kampung halaman.