Newcastle,16 Juli 2010
Beberapa hari belakangan ini, update status dari beberapa orang teman membuatku berpikir ulang dan termenung sendiri; Sebenarnya apa sih yang kita cari selama ini? Apakah mau kita yang sebenarnya? masing-masing dari kita tidak pernah puas dengan keadaan masing-masing....
Apakah ini tanda bahwa manusia itu memang makhluk yang tidak pernah puas dan selalu berkeluh kesah dalam menghadapi hidup ini?...
ahh...sudahlah. Aku tidak tahu pasti , daripada pusing sendiri mendingan kubagi dengan teman-teman, barangkali teman - teman punya cara pandang yang lain dan bisa memberikan sedikit ketenangan pada jiwa-jiwa yang sedang gelisah.
Kasus 1.
Seorang Ibu yang menjerit pilu dan menangis dalam hati karena tidak bisa berada di sisi buah hatinya untuk melihat tumbuh kembang anaknya dikarenakan satu dan lain hal, apakah itu karena alasan ekonomi, harga diri/eksistensi diri, tuntutan pekerjaan, ataupun demi masa depan keluarga yang jauh lebih baik dari sekarang.
Dalam banyak hal banyak juga bapak-bapak yang tidak bisa selalu bersama keluarga karena alasan-alasan di atas juga, tapi pasti berbeda kondisi psikologis nya antara seorang ibu dan bapak.
Kasus 2.
Para Lelaki yang menjadikan salah satu kriteria dalam mencari pasangan hidup(istri) adalah perempuan yang mempunyai penghasilan sendiri, baik kriteria ini disebutkan secara ekplisit maupun implisit.
Ini bukan suatu opini tapi fakta yang memang ada dan banyak sekarang. Sementara perempuan dengan segala ketebatasannya tidak begitu banyak pilihan apalagi di saat umur juga tetap melambaikan tangan, tidak mau berhenti sejenak (kalau berhenti...mati dong !).
Kasus 3.
Tumbuh dan berkembang biaknya tempat-tempat penitipan anak dan sekolah-sekolah IT/fullday yang selalu jadi tempat favorit dan selalu kebanjiran peminat setiap saat bahkan harus melalui seleksi yang ketat tuk bisa masuk ke sana walaupun dengan biaya yang lumayan sekian kali lipat dibandingkan sekolah milik pemerintah or not fullday school.
Alasan klise adalah,,,mutu sekolahnya bagus, apalagi kalau It..anak-anak kita juga diajarkan agama dan akhlak yang baik, doa-doa pendek dan ngaji sehingga mereka tidak perlu ke tpa and bla..bla..
apakah benar hanya itu, teman?
Apa bukan karena waktu sekolah yang panjang (jam pulang yang sama atau mendekati jam pulang kantor ortu)...sehingga ada perasaan lega jika anak sudah memasuki usia sekolah formal. karena nanti tidak pusing memikirkan anak pulang sekolah dan tidak ada yang menjaga di rumah..bahkan beberapa ortu setelah anaknya pulang sekolah masih membayar lebih ke TPA (t4 penitipan Anak) sekian jam, sehigga bisa di jemput sekalian pulang dari kantor.
Tidak ada yang salah dengan itu semua, tapi apakah yang kita cari selama ini? kebagiaan kita/pribadi atau kebahagiaan anak? uang ?jabatan? or status sosial di masyarakat?
Tanggung jawab mendidik anak sudah beralih ke lembaga / institusi pendidikan/ guru etc.
orang tua hanya mencari dana sebanyak-banyak nya dan kemudian digunakan katanya untuk pendidikan yang terbaik untuk anaknya..apakah itu sepenuhnya benar?
Ingatlah..Bukankah TJ mendidik anak itu ada pada kita..Wajar dong dan jangan salahkan anak kita jika mereka lebih respek dengan guru/ khadimat/pembantu/ nenek/kakek etc.
Ingat ! Nanti yang dimintai pertanggungjawaban adalah para ORTU not Teacher or Khadimat etc
Ohh..alangkah sedihnya, jika dimasa-masa kecil .balita, sekolah awal anak-anak kita , kita tidak punya cukup waktu bersama mereka,,,dan ketika kita sudah 'sukses' dan ambisi tercapai (walaupun ambisi itu tidak pernah mencapai puncak) kita ingin menghabiskan waktu bersama mereka, tapi sayang sekali...anak-anak sudah melewati fase bersama ortu...mereka lebih enjoy bersama group sosialnya..bersama teman-temannya..
Waktu bergerak cepat,,,mereka sudah Remaja,,Dewasa dan sibuk pula bekerja dan ber RT.. Tinggallah kita sendiri menikmati 'kesuksesan dunia'..sepi..karena kebahagiaan hakiki itu katanya adalah bersama keluarga, melihat anak-anak sukses dan mereka care dgn ortu....dan itu tidak bisa dibeli serta waktupun tak bisa berputar kembali.
Kasus 4.
Sepasang suami istri,yang terpisah lama dan dlm waktu yang jga cukup lama (long distance)..apakah benar mereka tidak ada kendala, dan mengatakan....its ok..kami sudah biasa begini kok dan kami baik-baik saja.
Seorang Dokter spesialis perempuan yang sukses di karier dan anak-anaknya pun secara studi juga sukses, pernah mengatakan bahwa dia sangat menyesal,,bahwa untuk kesuksesannya sekarang , dia membayar mahal untuk itu,,meniggalkan anak-anak di usia balita (pra sekolah dan SD) untuk menuntut ilmu lebih lanjut ke LN (beliau didukung oleh suami dn keluarga besar).\ bagaimana beratnya pengorbanan yang harus ditanggung dlm menggapai cita itu dan setelha selesai pun, jangan berpikir bahwa bisa lebih banyak bersama keluarga.....tidak..sekali tidak...karena dengan jenjang pendidikan yang lebih tinggi maka karier pun akan semakin menanjak dan konsekuensi justru lebih sibuk dan banyak amanah yang harus dikerjakan.
Apalagi seseorang yang mengejar 'sesuatu' tanpa didukung keluarga dan ternyta anak2pun tidak 'sukses' ooohhh...betapa mahalnya pengorbanan dan penyesalan nya.
kasus 5.
Seorang perempuan yang meniggalkan karier demi keutuhan keluarga or demi kesuksesan pasangan or demi menemani anak-anak..seringkali boring dan mengeluh bahkan penyesalan terselip di dalam hati ketika melihat kawan-kawannya sudah 'suskses' dan keliatan lebih 'mandiri'. Terselip rasa iri dan jealous..ahhhh..seandainya......bla..bla....
Kasus 6
Seorang perempuan yang sedari awal sudah menetapkan keyakinan dan pendiriran bahwa dia kan menjadi 'full mom'...tapi dengan berjalan waktu, dia merasa suntuk. terkurung dan tidak berkembang..belum lagi perasaan minder jika bertemu dengan teman-teman lama yang sudah menjadi A..menjadi B etc. merasa kuper dan rendah diri, merasa kurang dihargai statusnya sebagai full mom...
Apalagi ada yang berpendapat, nah itu si A..sudah seharian berkubang di SKB (sumur,kitchen and Bedroom) .anak-anak nya nakal-nakal dan ga juara, bahkan terkesan liar,,liat tuh ibu B,,udah sukses di karier,,anaknya kuliah semua ,,,bahkan ada yang tamatan LN..
Nah,,,makin terpojok dan minderlah ibu A ini..
So....apapun kondisi kita sekarang, itu adalah konsekuensi dari sebuah pilihan hidup yang sudah kita pilih dengan penuh kesadaran or keterpaksaan ...dan itu HARUS DIJALANI DENGAN IKHLAS.
semua ada konsekuensinya..HADAPI ITU DENGAN SABAR DAN IKHLAS...
Boleh setuju dan sangat wellcome tuk not agree with me..
Tapi kalau boleh kasih pendapat,,,apapun pilihan kita, tanyakan pada HATI NURANI masing-masing, pakah ini memang yang terbaik untuk saya, anak ,keluarga dan untuk agama saya.Jika hati Anda berdetak..tak..tak...( itu tandanya hidup hehehehee) dan ada rasa tidak nyaman di sana, maka perlulah sekiranya luangkan waktu dan pikirkan kembali tuk evaluasi diri dan rencana.
Karena sesuatu yang benar akan , menimbulkan ketentraman ..sementara sesuatu yang tidak pada tempatnya akan mendatangkan kegelisahan dan ketidaknyamanan.
Minta lah pendapat pada HATI NURANI masing-masing..karena terlalu excuse utk membenarkan apa yang sudah terjadi dan kita lakukan....dan itu berasal dari nafsu and its not fair..
Setiap kita punya pilihan masing-masing dan tidak bisa pula menjudge, bahwa SAYALAH yang paling benar dan ANDA salah.
Kembali tanyakan pada hati nurani masing-masing, temukan jawabannya,,ikhlas kan dan serahkan semua nya pada Allah |Rabb sekalian Alam..
Semoga Kita kelak termasuk golongan yang sukses dunia akhirat dalam menerima amanah ini dan tidak termasuk yang sepi sendiri di panti jompo (kalau punya uang) menghitung hari or termasuk orang yang terlunta-lunta di hari tua menanti bantuan pemerintah or dinas terkait dalam kebutuhan sehari-hari.
Alangkah indahnya jika kelak kita di usia senja, ada anak, menantu dan cucu yang sholeh/sholehah yang menjadi pelipur dara dan ketika kita di panggil menghadapNya,,,merekalah yang akan memandikan, menyolatkan dan mengirim doa untuk kita,, bukan malah membayar orang tuk mengurus jenazah, mendatangkan taklim untuk yasinan dan minta doa atau lebih buruk , malah terpecah belah meributkan harta peninggalan yang tidak seberapa.
Naudzubillahimindzalik
Wallohu'Alam
Uniek31
Tidak ada komentar:
Posting Komentar