Ncl 06 Nov 2012
Bismillah...
Memulai menulis diary hajj 2012 ini untuk dokumentasi pribadi supaya bisa di baca-baca kembali ketika kerinduan mengunjungi ka'bah melanda dan berharap semoga tulisan kecil ini ada juga bermanfaat untuk orang lain yang membacanya.
Diary ini akan berisi pengalaman yang kami dapatkan sejak tahap persiapan berangkat sampai pada kepulangan ke rumah kembali ( Newcastle).
Diary ini akan bercerita agenda kami hari per hari, apa kegiatan yang harus di lakukan, tips tertentu yang harus di ketahui dan apa yang harus di waspadai atau di hindari di saat tertentu. Termasuk konsultasi syari'ah ke ust Abdullah Haidir,Lc ( yang membuat pedoman ibadah hajj) yang saat ini bermukim di riyadh.
InsyaAllah semuanya akan di tuliskan di sini.
Semoga Bermanfaat!
********************
Berangkat Hajj dari Luar Negeri sama sekali tidak pernah terbayangkan di benak saya selama ini. Keinginan ini baru muncul ketika saya harus mendampingi suami sekolah di UK selama 3 tahun. Inilah momen saya membulatkan tekad bahwa saya harus berangkat ke tanah suci bersama suami sebelum saya kembali ke tanah air. Cerita tentang ini bisa di baca di
sini.
Proses mendaftar hajj di UK yang sebagian besar di buka di bulan ramadhan membuat kami mempunyai cukup waktu untuk mempersiapkan segala dokumen yang dibutuhkan dengan 'status visa' kami yang terbatas. Setelah lebaran kami baru mulai mendaftar ke beberapa travel hajj dan Alhamdulillah pada tanggal 01 Oktober 2012 kami mendapatkan berita kepastian bahwa visa hajj kami sudah keluar dari salah satu travel yang kami hubungi.
18 Oktober 2012 jadwal keberangkatan kami ke Jeddah via Manchester airport.
Hanya 2 minggu lebih waktu kami untuk mempersiapkan segala sesuatunya, mulai dari persiapan bekal ruhiyah, ilmu pengetahuan sampai kepada persiapan yang bersifat teknis, seperti barang apa saja yang harus di bawa, anak mau di titip sama siapa, bekal makanan yang mau di bawa dan bekal anak yang mau ditinggalkan. Hanya 2 minggu saja.
Panik !
Itu respon pertama saya.Tapi kemudian saya ingat bagaimana perjuangan dan kerinduan saya untuk mengunjugi baitulloh ini, bagaimana Allah sudah bukakan pintu dan izinkan kami menjadi tamuNya. Hal kecil ini tidak harus menjadi penghalang yang akan membuyarkan fokus kami untuk beribadah di sana.
Alhamdulillah, kemudahan demi kemudahan kami rasakan. Persiapan dan hal yang begitu banyak itu terselesaikan satu persatu.
Teman keluarga Indonesia yang ada di Newcastle yang kami rencanakan dititipi Nada Syauqi selama kami pergi dengan cepatnya merespon dan menerima keinginan kami untuk menjaga anak-anak selama kami pergi. Lega dan plong rasanya karena ini adalah beban pikiran terbesar dalam keberangkatan hajj ini.
Waktu 2 minggu berjalan begitu cepatnya. Hari -hari di sibukkan dengan segala persiapan yang bersifat fisik, seperti mempersiapkan pakaian ,sepatu, buku dan alat mandi dan segala hal yang diperlukan anak selama 2 minggu. Membereskan segala amanah yang ada baik online maupun amanah darat yang ada pada diri masing-masing sehingga bisa pergi tanpa meninggalkan amanah yang belum selesai, berwasiat kepada keluarga, berpesan pada keluarga yang dititipi anak-anak dll.
Persiapan untuk hajj sendiri, terutama persiapan bekal ilmu pengetahuan kami sama sekali belum siap. Rasa takut bercampur harap-harap cemas seringkali menyerang diri ini. Jangan di bayangkan bahwa berangkat hajj dari UK ini ada manasik hajj seperti di tanah air yang sudah di mulai berbulan-bulan sebelum keberangkatan. Kemudian di sana nanti akan ada ustadz yang akan membimbing dan mendampingi selama ibadah haji. Tidak! semua itu tidak ada sama sekali di travel yang kami ikuti ini. Bahkan sekedar buku pedoman juga baru kami terima ketika hari H keberangkatan.
Travel yang kami ikuti ini, hanya menyediakan transportasi, akomodasi dan makan selama di sana. Mengenai ibadah dan kegiatan yang mau di lakukan, terserah saja kepada kita masing-masing.
Tidak ada itu yang namanya, pergi tawaf sa'i bersama rombongan dan dipimpin oleh seorang ust.
Tapi sekali lagi, saya beristighfar dan tersadarkan, bahwa saya dan suami sudah diizinkan Allah sejauh ini ( sampai tahap keluar visa) untuk menjadi tamunya, maka yang lainpun akan ada kemudahan dari Allah. Dengan berpikir seperti itu setidaknya sedikit menenangkan saya dan kami pun lebih berkonsentrasi pada persiapan yang bersifat fisik seperti persiapan peralatan dan pernak-pernik yag akan di bawa, sedangkan persiapan ilmu pengetahuan kita cari sendiri dan baca jika ada waktu yang tenang ( walau jarang ada waktu tenang).
Satu hal yang pasti sejak hari diterimanya berita visa kami keluar, saya selalu berdoa pada Allah agar selalu Allah berikan kemudahan kepada kami untuk bisa melaksanakan ibadah hajj ini sesuai dengan rukun dan sunnahnya dengan sempurna.
Do'a ini selalu saya lantunkan setiap saat karena memang secara logika dengan waktu yang sangat mepet ada banyak hal yang harus diselesaikan di Ncl sebelum keberangkatan dan tidaklah memungkinkan bagi kami untuk membaca sekian banyak buku dan bahan-bahan hajj yang diberikan oleh teman-teman maupun yang kami searching sendiri.
Hanya luapan kegembiraan mendatangi Baitulloh, menjadi tamu ALlah dan pasti Alllah akan memuliakan tamuNya lah yang membuat saya yakin bahwa Allah akan mempermudah segala sesuatunya.
BERTANYA !
itu adalah hal yang selalu saya lakukan pada 'senior' dan menjadi kunci andalan saya. Sebagai seorang pembelajar yang visual auditorik, maka saya manfaatkan dulu kemampuan mendengar ini. saya bertanya kepada mereka semua, apa yang dikerjakan selama hajj, apa tips dan triks tertentu, apa yang harus di hindari dan di waspadai dan segala sesuatu hal yang menurut saya perlu. Antisipasi saja seandainya memang nanti saya tidak ada banyak waktu untuk membaca, yang intinya sudah saya dapatkan.
Saya sendiri menyakini sepenuhnya, bahwa perjalanan Hajj ini tidaklah sama dengan perjalanan holiday ke tempat lain, ketika kita membaca buku panduan dan pedoman perjalanan maka segalanya akan berjalan lancar. Saya sepenuhnya menyakini bahwa dalam perjalanan Hajj ada banyak hal yang bersifat teknis dan pengalaman yang penting untuk kita ketahui dan itu tidak tertuliskan di buku pedoman hajj depag ataupun buku perjalan hajj dan umroh mananpun.
Di sini lah saya menyakini pentingnya bertanya dan sharing dengan senior yang sudah lebih dulu melaksanakan ibadah hajj.
Bahkan salah satu 'senior' begitu berbaik hati berkunjung ke rumah kami dan mententir kami sejak A sampai Z ) ( sejak dari bandara sampai tiba di mekkah dan proses hajj ). Alhamdulillah wa syukurilah, betapa senang dan bersyukurnya saya. Hasil pembicaraan itu saya rekam dan saya putar setiap ada kesempatan sampai menjelang keberangkatan.
Semua saran dan pesan-pesan dari para senior termasuk dari ortu yang juga sudah menunaikan ibadah hajj saya dengarkan dan berusaha laksanakan sebaik-baiknya walau terkadang itu terkesan berupa hal sepele saja. Tapi saya usahakan semampunya untuk mengadakan atau melaksanakannya.
Beberapa Saran dari senior maupun dari Ortu :
1. Jangan memilih-milih makanan di sana ( mereka tahu saya termasuk yang sulit adaptasi dalam hal lidah).
Apa saja yang diberikan makan, suka atau tidak suka, makan saja untuk kesehatan.
Hajj memerlukan aktifitas fisik yang prima, sehingga makan dan menjaga makanan itu sangatlah perlu.
Malah dari Apa ( ortu laki-laki ) berpesan, 'Makan saja semuanya, InsyaAllah makanan di sana tidak akan ada yang jadi racun'.
Saya hanya mengiyakan dan berdo'a dalam hati, 'Mudahkan Ya Allah'.
2. Ama ( Ortu Perempuan)
Apapun yang terjadi di sana nanti, perbanyaklah istighfar, sabar tanpa batas, jangan mengeluh.
Ketika bus nanti lambat, atau menunggu tanpa waktu yang jelas, perbanyak saja istighfar dan berdo'a mohon kemudahan pada Allah Swt.
3. Watak dan karakter saya dan suami yang sangat berbeda ( saya dengan minang dan bantennya) dan suami dengan ke'jawa'annya ( padahal asli minang) membuat salah seorang sahabat berpesan kepada saya,'Nanti di sana jangan membantah suami ya! Apapun kata suami ikuti dan patuh.
Saya tertawa kecil sewaktu mendengar pesan ini, tapi sekali lagi saya iyakan dalam hati dan mohon kepada Alllah untuk memudahkan saya dalam mentaati setiap perkataan suami walaupun dalam hal sepele sekalipun.
4. Tapi yang paling berkesan bagi saya adalah, taujih dan nasehat dari ust Abdullah Khaidir dalam acara pembekalan ( taujih utk yang mau brkt hajj dari UK ) yang di selenggarakan oleh PIP-PKS-UK melalui media online skype.
Beliau berpesan, bahwa untuk melaksanakan hajj itu selain dibutuhkan persiapan yang matang, fisik yang prima tapi yang penting adalah
stok sabar yang tanpa batas.
Kemudian ust juga berpesan, jika kita ikut dengan suatu rombongan, maka ikutlah dengan jadwal yang sudah di atur oleh travel tersebut. Jangan karena mengejar suatu keutamaan kemudian kita berinisiatif sendiri dan terpisah dari rombongan.
5. Saran yang lain juga, jangan pernah pergi sendiri, baik di dalam hotel.Ikut dan pergilah selalu dengan suami atau dengan perempuan yang lain. Pokoknya jangan sendiri.
5. Tips Toilet.
Jangan lupa untuk membawa tissue toilet selalu dalam tas, kalau perlu ada botol aqua kosong yang bisa diisi air saat ke toilet.
Hindari pergi ke toilet pada saat rush time. usahakan ke toilet pada saat tidak dekat jam sholat. Termasuk kalau toilet jongkok lebih sedikit peminatnya dan informasi lainnya seputar pertoiletan :).
6. Tips naik Taksi.
Lelaki naik duluan dan perempuan turun duluan dari taksi, supaya si perempuan tidak di larikan oleh supir taksi.
Dan masih banyak lagi saran-saran lain yang intinya selalu mengatakan perbanyak istighfar , bersabar dan berdo'a pada Allah mohon kemudahan. Dan memang setelah melalui hari-hari berat di sana, semua saran-saran ini sangat bermanfaat dan ketika kita bisa melaksanakannya secara konsisten dan komitmen dengan beristighfar , bersabar dan berdo'a selalu minta kemudahan. InsyaAlllah , semua akan bisa di lalui dengan baik.